--> Skip to main content

Mengatasi anak yang belum lancar bicara saat usia diatas 2 tahun.

Bicara pada anak dimulai sejak usia 1,5 tahunan, walau hanya beberapa kata yang sehari-hari diucapkan seperti mama, papa, maam (untuk makan), num (untuk minum). Seiring berjalannya waktu kosakata yang didapatkan si anak pun akan bertambah banyak. Usia 2 tahun biasanya sudah banyak yang sudah lancar bicara. Walau kadang ada yang cadel atau masih ada beberapa yang kurang jelas. seperti Nizar yang di usinya 4 tahun lebih masih belum bisa mengucapkan huruf R.

Untuk kasus anak yang belajar bicara, ada pertanyaan dari group FB yang mengatakan sebagai berikut :

Bunda adakah disini yang anak nya usia 3thn blum bisa bicara..?
Mengatasi anak yang belum lancar bicara saat usia diatas 2 tahun.
Mengatasi anak yang belum lancar bicara saat usia diatas 2 tahun.

Untuk menjawab pertanyaan diatas mungkin harus kita perjelas juga, untuk usia 3 tahun apakah belum bisa bicara atau belum jelas bicara?

Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.

Jika belum bisa bicara sama sekali mungkin kita harus segera bertindak ke dokter spesialis anak untuk cek kondisi anaknya, apakah ada kelainan atau dengan mencoba stimulus awal mengajak anak untuk selalu berbicara, ajak untuk ngobrol tanya jawab, bercerita atau mendongeng yang membuat ada interaksi antara kita dan anak.

Namun ayah sih kadang berpikir setiap anak tentu mempunyai masa perkembangan yang berbeda-beda ya bund, si A satu tahun sudah bisa bicara tapi si B belum tentu, mungkin si B lebih dulu berjalan dibandingkan bicara. Setiap anak berbeda kemampuan dan perkembangannya ya bund.

Anak yang mengalami keterlambatan bicara sebenarnya memiliki sosial-emosional dan perkembangan intelegensi yang normal seperti anak lainnya. Masalah anak terlambat bicara dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan.

Jika kita tengok mengenai apa saja faktor penyebab anak terlambat bicara yang ayah ambil dari
Read more: DokterSehat.com  adalah sebagai berikut :

1. Mengalami hambatan pendengaran
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.

2. Hambatan perkembangan otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan  hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.

3. Adanya masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.

4. Minimnya komunikasi
Interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak.

5. Faktor televisi
Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif, anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual.

Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh sebagian anak.  Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak.

Lalu pakah keterlambatan bicara ini perlu kita khawatirkan?

Keterlambatan bicara yang harus dikawatirkan atau yang berbahaya adalah keterlambatan bicara yang disebakan karena beberapa gangguan seperti Autism, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan (retardasi mental) atau gangguan persarafan atau gangguan neurolois lainnya.

Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi dan gangguan neurologis lainnya.

Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat. Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.

Sumber : Lifestyle Kompas

Lalu bagaimanakah menstimulun anak kita ketika ada indikati keterlambatan bicara?

  1.     Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
  2.     Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.
  3.     Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi.
  4.     Mengajarkan kata kepada anak dengan pengucapan yang jelas. Usahakan anak melihat gerakan bibir Anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut. Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atu num, makan bukan maem atau mamam.

Nah itu yang bisa ayah share untuk hari ini ya bund, mudah-mudahan bermanfaat untuk menambah wawasan kita selaku orang tua dalam membesarkan buah hati kita.

Silahkan dishare atau disimpan artikelnya di media sosial masing-masing. Terima kasih.

AnakAyah.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar