--> Skip to main content

Apa itu Konstipasi. Penyebab dan cara mengatasinya.

Bun mau tanya anak saya baru 27hr blum bab 3hr, sudah saya massage2 perutnya dan d tekuk kakinya. Tapi hanya buang angin terus, semalam rewel barusan juga rewel sampai tertidur. Mungkin bunda dsni ad yg pernah mengalami dan apa tidak apa2?
Pertanyaan seperti itu kadang muncul dari kita selaku orang tua ketika bayi kita sudah sehari atau 2 hari tidak buang air besar (bab). Rasa khawatir selaku orang tua tentu wajar dan takut terjadi apa-apa dengan pencernaan bayi kita.
penyebab dan cara mengatasi bayi jarang  buang air besar

Dan apakah berbahaya jika anak bayi kita jarang buang air besar?

Dapat kita ketahui bahwa bayi jarang BAB disebut juga sebagai Konstipasi. Tiap bayi pasti memiliki siklus dengan pola tertentu, termasuk dalam urusan buang air besar. Perhatikan bagaimana siklus buang air besar ini terjadi pada bayi Anda. Pola ini penting ditelaah agar ketika terjadi kondisi di luar kebiasaan, Anda bisa mendeteksi sesegera mungkin jika bayi susah BAB.

Namun harus Anda ingat bahwa kebiasaan buang besar pada bayi dipengaruhi oleh banyak hal. Pola makan dan minum, aktivitas, dan seberapa cepat kemampuan tubuh bayi mencerna makanan yang masuk adalah sederet perihal yang berdampak kepada seberapa sering bayi buang air besar. Jika salah satu faktor tersebut berubah, maka telat buang air besar mungkin terjadi.

Meski perubahan salah satu faktor di atas bisa mengubah kebiasaan buang air besar pada bayi, tetap ada batas toleransinya. Jika buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, bentuknya lebih keras dari biasanya walaupun frekuensi tidak berubah, serta bayi terlihat kesakitan saat buang air besar, maka bisa dipastikan Buah Hati Anda sedang mengalami konstipasi. Pada bayi usia 0-5 bulan dan masih mengonsumsi ASI, buang air besar seminggu sekali dianggap masih normal.

Selain tanda-tanda di atas, bayi juga akan menunjukkan beberapa gejala jika mengalami susah buang air besar. Biasanya bayi akan lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Pada kasus yang lebih parah, terdapat bercak darah pada popok bayi yang diakibatkan robeknya dinding rektum bayi akibat feses yang keras. Sumber aladokter.com

Lalu apakah penyebab dari konstipasi ini?

Ada beberapa hal yang menyebabkan bayi kita mengalami konstipasi atau susah buang air besar diantarana adalah :

1. Susu formula
Peralihan dari ASI menuju susu formula rentan menyebabkan konstipasi. Hal ini wajar terjadi mengingat kandungan gizi antara ASI dan susu formula berbeda.
Oleh karena itu, bijaklah memilih susu formula untuk bayi. Selain menganalisis kandungan yang ada di dalamnya, perhatikan juga bagaimana respons tubuh buah hati Anda

2. Makanan padat
Beralih mengonsumsi makanan padat sering kali membuat pencernaan bayi “kaget” sehingga menyebabkan  susah buang air besar. Hal ini tidaklah mengherankan, apalagi jika buah hati Anda terbiasa diberi makanan cair.
Masa peralihan dari makanan cair ke padat memang rentan menimbulkan konstipasi. Apalagi jika yang diberikan langsung berupa makanan minim serat, seperti nasi atau roti. Untuk meminimalisasi risiko konstipasi, berikan makanan kaya serat kepada bayi Anda.

3. Dehidrasi
Bayi biasa menghidrasi tubuhnya melalui makanan dan minuman yang dia konsumsi, termasuk ASI. Salah satu fungsi air adalah membantu proses pencernaan. Jika dia tidak cukup mendapatkan asupan cairan, maka bisa berakibat kepada feses yang keras.

4. Kondisi medis tertentu
Meski jarang terjadi, beberapa penyakit bisa menyebabkan bayi mengalami susah buang air besar. Beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan konstipasi adalah hipotiroid, alergi terhadap makanan, dan gangguan sistem pencernaan dari lahir.

Lalu bagaimana mengatasi masalah konstipasi pada bayi kita atau mengatasi bayi yang susah buang air besar?
1. Membuat anak aktif
Agar feses terdorong oleh usus, ajak  anak-anak untuk bergerak lebih aktif. Jika bayi sudah bisa merangkak, maka membuatnya merangkak lebih sering bisa dilakukan dalam rangka mendorong feses agar lebih mudah keluar. Jika masih belum bisa, menggerakkan kaki bayi selayaknya mengayuh sepeda bisa membantu.

2. Memijat perut
Pijatlah bagian bawah pusar bayi Anda, yaitu sekitar tiga jari dari pusar , dengan lembut. Pastikan buah hati Anda rileks dan tidak kesakitan saat melakukannya.

3. Mengganti susu formula
Jika bayi Anda mengalami konstipasi sejak mengonsumsi susu formula, maka gantilah dengan merek yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan susu formula yang sesuai dengan kebutuhan bayi Anda.

4. Mengombinasikan makanan
Saat bayi sudah waktunya mendapat makanan padat, usahakan jangan langsung memberikan makanan yang “berat”, seperti nasi. Pilih makanan yang kaya dengan serat dan berikan porsi yang tidak langsung banyak. Untuk hasil optimal, pijat dahulu perut bayi Anda sebelum diberikan makanan.

5. Mandikan dengan air hangat
Memandikan bayi dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks sehingga saluran pencernaan lebih mudah mengeluarkan kotoran. Berikan juga pijatan pada perut agar feses lebih mudah keluar.

6. Cukupi kebutuhan air bayi
Agar proses pencernaan berjalan lancar, pastikan kebutuhan air si Kecil tercukupi. Berikan sebotol air untuknya demi membantu kinerja sistem pencernaan.


Itulah penyebab  dan cara mengatasi bayi susah BAB (buang air besar), Mudah-mudahan berguna ya momy dan popy artikel sederhana ini. Silahkan like dan share jika artikel ini bermanfaat untuk kita semuanya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar