--> Skip to main content

Kenali baby walker. Bahaya atau bermanfaat?

BABYWALKER, BAHAYA KAH ?

Hehehe... mau bahas masalah babywalker atau biasa di sebut apollo, roda-rodaan, sepeda roda4 (πŸ˜… apa lagi ya sebutan nya πŸ˜‚πŸ˜‚)

Queen sempet make babywalker loh mak, karena aku yang dulu bukan lah yang sekarang 🎀🎢🎢 ... apaan sih πŸ˜…

Aku pas jaman old masih cuek sama ilmu2 baru, masih menerapkan konsep " ah, masa sih... " orang lain itu keliatan baik2 aja πŸ™ˆπŸ™ˆ

Ternyata keliatan sekarang efek nya 😧😧

IDAI ( ikatan dokter anak indonesia ) tidak menyarankan penggunaan BW karena banyak alasan, bisa di baca disini yes πŸ‘‰πŸ‘‰ http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker
➡ Baby walker tidak menolong bayi untuk berjalan lebih cepat daripada bayi yang tidak memakai walker. Baby Walker justru mengurangi keinginan anak untuk berjalan, karena adanya alternatif yang lebih mudah, yaitu berkelana dengan Baby Walker tersebut. Baby Walker juga menguatkan otot yang salah. Kedua tungkai bawah memang diperkuat, tetapi tungkai atas (paha) dan pinggul tetap tidak terlatih. Padahal tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk berjalan. Jadi pemakaian Baby Walker tidak bermanfaat untuk melatih anak berjalan.

Selain itu baby walker juga mengakibatkan bayi tidak dapat melihat kaki dan anak kakinya. Bayi tidak mempelajari cara untuk mengimbangkan tubuh. Bayi-bayi itu sering berdiri dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otat yang tegang dan mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki. 

❤ Pas make BW queen lebih sering mendorong BW dengan menggunakan tumit kaki kiri, mungkin karena queen merasa kaki kiri lebih seterong ketimbang kaki kanan. Dan ternyata memang kelihatan ya efek nya. Bentuk tumit kaki kiri queen miring ke dalem, bisa dilihat di foto πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

❤ Saran emak queen, lebih baik biarkan anak melewati fase mileston (tahap perkembangan nya) tanpa bantuan BW. Biarkan anak belajar berjalan dengan alami tanpa BW, bisa gunakan push walker, galon air, kursi bakso, atau apapun barang yang bisa anak dorong2 untuk melatih mereka berjalan.

Yang kelihatan baik2 saja belum tentu itu baik, jelas emak queen ngalamin sendiri kok.

Nb : emak queen belum konsul ke dokter anak/orthopedi tentang bentuk tumit queen ini, hanya melihat kebiasaan queen lewat video2 saat queen pake BW.
Insyaallah setelah emak konsulkan, emak update lagi wokeh πŸ˜‰πŸ˜‰

πŸ™ˆπŸ™ˆ abaikan sendal buluk queen, abis dari kasih makan ikan di kolam πŸ˜‚πŸ˜‚

Update >> untuk konsultasi ke dokter umum belum umi laksanakan. Karena pas kemaren imunisasi, queen udah hebring gak bisa ditenangin. Si abi kurang ngerti, jadi nya kita pulang dengan tangan hampa 😧 tapi ada info dari mak #dewinurfiana kalo harusnya langsung ke dokter dokter rehabilitasi medik/ikfr untuk penanganan dan konsultasitumit queen. Jadi doakan secepatnya umi ada waktu ajak queen untuk konsul ya makemak πŸ™πŸ™

#masihbersambung
#CurhatanUmiQueenbe
#elatiaraputri

Sambungan cerita di atas

πŸ“ Hai...hai...
Para mamak cinta ku 😍😍
Pasti pada nungguin lanjutan postingan mak uin yang ini tohπŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Jeng...jeng...jeng...

Tadi jam 8 pagi mak uin cus ke RS, poli orthopedi nya ruame hari ini. Mak uin ngantri lama banget, oh iya sebelum bahas tentang diagnosa dan penanganan apa untuk kondisi tumit uin yang miring ke dalem itu. Ada cerita lucu nih, perlu banget mak uin ceritain. 

Selama duduk di kursi tunggu, uin sama sekali gak bisa diem. Aktif ruaaaar biasyaaah, duduk 5 detik terus berdiri, terus lari keluar, masuk lagi, duduk lagi, pindah duduk, berdiri lagi, keluar, masuk lagi berulang-ulang sampe umi dan abi nya kehabisan nafas πŸ˜₯πŸ˜₯

Nyali nya full power banget, ketemu dokter lewat di tegor, di ajak ngobrol, di ajak tos-tosan. Pas awal daftar ibu di ruang pendaftaran di ajak ngobrol, pas bayar juga ibu dan bapak di ruangan itu di ajak ngobrol. Ketemu kakek-kakek di ajak ngobrol, ketemu om di sapa, ketemu anak-anak di jawil. Hadeeeh... udah kayak selebritis aja dese.

Eh tibalah saat nya

πŸ‘© : queenbe yesha azzalea nama nya di sebut pake pengeras suara, 

Tetiba nyalinya menciut, sembunyi di ketek abi nya. Bibir mewek, gak mau masuk ruangan. 

Abinya bilang " Gak apa-apa kan ada abi, uin gendong abi aja"

Mau dia masuk, duduk nunggu giliran. Ada beberapa pasien juga di dalam ruangan itu.

Giliran diperiksa uin spontan bilang
"Maaf dok..."
"Ampun dok..." berkali-kali

Wakakakak...

Ya jadilah seruangan ketawa semua πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

Cus balik ke permasalahan inti

1. Umi di tanya ada keluhan apa, umi ceritain semua nya lengkap.
2. Uin di suruh buka celana nya, mungkin supaya keliatan jelas dimana letak masalah nya.
3. Kaki uin di periksa, di pegang, di puter2 gitu kayak memastikan sesuatu sama terapis nya. Kaki kanan dan kiri nya diperiksa semua.
4. Uin di suruh jalan lurus kedepan, dan balik lagi. Buat ngecek apakah kaki uin napak sempurna atau jalan nya ke ganggu apa gak.

Hasilnya

✔ Ternyata kaki kiri uin memang bermasalah tapi tidak menimbulkan efek yang terlalu besar untuk kegiatan berjalan uin. Bisa di katakan masih dalam kondisi normal, hanya tidak senormal kaki kanan nya. Karena memang tumit yang kiri lebih condong miring kedalem di banding tumit kaki kanan.
✔ Kaki nya juga menapak dengan sempurna, dan tumit yang miring hanya bagian tumit nya saja tidak seluruh bagian telapak kaki. Jadi masih termasuk dalam kategori normal.
✔ Tidak harus memakai sepatu khusus, tidak harus di terapis.
✔ Supaya normal seperti bentuk kaki kanan nya, uin harus sering-sering dipakein sepatu aja.
✔ Dan kondisi tumit uin yang seperti itu memang bisa di karenakan pemakaian BW, karena dari cerita umi uin kemaren kan uin pake bw duduk santai sambil dorong-dorong BW pake tumit kaki kiri.
✔ Pesan dari terapis rehabilitasimedik nya, ada baiknya untuk melatih berjalan pake benda yang memang melatih anak berdiri tanpa ada batuan tempat duduk. Karena sebagian anak ada yang lebih suka bersantai ria dengan dorong-dorong si BW ini menggunakan kaki. Atau malah mendorong BW dengan ujung jari kaki/menjinjit.
✔ Jika emak merasa ada yang gak beres dengan kondisi kaki anak, ada baiknya diperiksakan. Jangan mendIagnosis sendiri, jadi akan lebih tepat penanganan nya.

Cuma itu aja sih yang di jelasin terapis nya tadi, 
Yang ditekan kan πŸ‘‡πŸ‘‡
" Persering pakein sepatu aja "

Alhamdulillah kondisi uin gak ada yang perlu di khawatirkan 😊😊

Terimakasih atas apresiasinya menshare postingan mak uin, salam hangat selalu mamak-mamak ku tersayooong 😍😍

#CurhatanUmiQueenbe
#elatiaraputri

Tambahan tulisan Menurut penjelasan Mak Karinda Warsito

🌼 Baby walker itu manfaatnya buat ibunya buat orangtuanya bukan buat anaknya..anaknya malah jadi nggak karu karuan tumbuh kembangnya..tapi ibunya peduli apa yang penting anak anteng nggak ganggu kerjaan ibunya..rumah bisa beres anak anteng..jadi YANG PENTING ANAK ANTENG DAN RUMAH BERES peduli apa sama efeknya..kan makenya diawasin kan makenya sebentar kan aku ngerjain semua sendiri..itu alasanya jadi baby walker itu buat ibunya sebenernya bukan anaknya..
Penggunaan baby walker juga jadi pemicu anak memiliki perilaku gampang tantrum..agresif..dan apatis disebabkan autistik behaviour karena dibiarkan untuk anteng..diamerica dan canada memiliki baby walker bisa kena denda sampe 100 ribu dollar..
Makanya produsen baby walker menyasarkan ibu ibu di asia yang masih kurang melek dalam ilmu pengasuhan dan tumbuh kembang anak..dan banyak juga oknum ibu ibu yang bersosmed punya smartphone tapi pemalas dalam literasi dalam membaca..maunya instant...
di Amerika baby walker sudah dilarang karena tidak terbukti membuat anak terlatih berjalan. Saat di baby walker, bayi hanya menggunakan bagian bawah kakinya saja untuk berjalan. Kondisi ini membuat punggungnya jadi kurang terlatih.

"Seharusnya otot punggung bayi juga dilatih dalam proses belajar berjalan karena bagian badan atas dan bawah disangga oleh punggung. Nah, bayi yang menggunakan baby walker tidak akan melalui proses itu. Keterampilan berjalannya pun jadi lebih lama karena otot punggung tidak terlatih.

Selain itu, baby walker pun tidak aman. Dengan memakai baby walker anak bisa meluncur kemana-mana, bisa menjangkau dan mengambil benda-benda yang bisa membahayakan dirinya.

Oleh karena itu, sebaiknya biarkan si kecil mengikuti fase alaminya, seperti mulai belajar merangkak sebelum akhirnya ia bisa berdiri dan berjalan. Tak hanya itu, sangat dianjurkan agar Ibu tidak terlalu memaksakan si kecil agar bisa cepat jalan.
Jangan buru-buru senang jika bayi melompati tahap merangkak dan langsung berjalan.
Dalam soal tumbuh-kembang anak, sebagian kita – para orangtua – bersikap seperti tengah menyaksikan anak ikut lomba balap. Kita senang jika anak bisa 'ngebut' melewati tiap etape atau tahapan, mendahului anak lain. Kalau bisa lompati saja 1-2 tahap, biar lebih cepat lagi.

Dalam perkembangan berjalan juga begitu. Sebagian kita merasa senang jika bayi langsung belajar berjalan tanpa merangkak dulu. Padahal, merangkak itu penting buat bayi. Peter Fysh, dokter anak, chiropractor dan anggota International Chiropractor Association yang berdomisili di Sunnyvale, California, Amerika Serikat mengatakan, merangkak menuntut pemakaian kaki dan tangan yang berlawanan secara simultan, yaitu: menggerakkan tangan kanan dengan kaki kiri, diikuti tangan kiri dengan kaki kanan, dan seterusnya, dalam gerakan timbal-balik. Tiap gerakan seperti ini menuntut pemakaian kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah koordinasi neurologis yang kompleks.

'Berjalan terlalu dini' (merangkak terlalu singkat sebelum mulai berjalan) diduga berhubungan dengan masalah akademis di belakang hari. "Penelitian terhadap anak-anak yang digolongkan 'berjalan terlalu dini' menunjukkan bahwa mereka meraih skor lebih rendah dalam berbagai tes prasekolah," kata Dr. Fysh. Louis Barclay Murphy dan Colleen T. Small dalam The Baby's World menjelaskan berbagai pengalaman sensori bayi, dalam konteks budaya para bayi itu sendiri. Berdasarkan penjelasan mereka, kita bisa melihat betapa banyak 'keuntungan langsung' yang bisa dirasakan bayi dengan merangkak – selain meningkatnya keterampilan motorik, antara lain:

1. 'Memperluas Dunia'
Bayi perlu memperluas dunia, karena mereka akan semakin terbiasa dengan apa yang mereka lihat sehari-hari dan bisa bosan. Dengan merangkak, bayi bisa menggapai, menyentuh, merasakan dan menjulurkan tubuh untuk melihat dan mendengar sesesuatu yang baru dan menarik. Dengan cara ini, bayi memelihara minat dan kesenangannya terhadap rangsangan baru – ini sangat penting untuk perkembangan mental bayi dan kelangsungan hidupnya. Bayi-bayi yang kurang mendapat 'nutrisi' untuk pancainderanya (karena dunianya tidak diperluas) akan lambat perkembangannya.

2. Mengembangkan 'Peta-peta Kognitif'
Peta-peta kognitif (cognitive maps) berkembang begitu anak menyesuaikan diri mereka dengan lingkungan sekitar. Ketika bayi mulai merangkak dari ruang yang satu ke ruang lain, mereka belajar menemukan jalan sendiri untuk mengelilingi rumah. Mereka menciptakan peta kognitif seperti burung dan tupai menemukan jalan pergi dari dan pulang ke sarang. Bayi yang merangkak juga bisa menyelidiki lemari-lemari dapur di sepanjang jalur merangkak. Itu membuat mereka makin menguasai jalur, bahkan mampu mengubah tiap jalur menjadi tempat mengasyikkan. Semua itu akan mengembangkan kompetensi dan kemandirian bayi.

3. Mengembangkan kelekatan dengan lingkungan
Proses pengembangan kelekatan (attachment) bayi dengan sesuatu disebut juga kanalisasi. 'Sesuatu' itu bisa ibunya, selimutnya, mainannya, boks-nya, makanannya, pakaiannya, dan seterusnya. Bayi yang merangkak bisa menjalin kelekatan dengan lebih banyak 'sesuatu', yang mungkin tidak didapat jika tidak merangkak: kolong boks (yang ternyata nyaman untuk sembunyi!), sudut kamar, lemari, meja-kursi, ceruk di antara perabotan, ruang di balik pintu, dan apa saja yang bisa mereka temukan dalam setting rumah kita.

4. Menyalurkan hasrat kebebasan
Ada bayi-bayi enerjik yang kesal jika terkurung dalam kotak bermain atau kamar. Mereka bisa marah dan melakukan tindakan destruktif: melempar atau merusak mainan, menendang, memukul, dan sebagainya. Dengan merangkak, bayi-bayi enerjik tersebut mendapatkan penyalurannya. Hasrat ingin bebas terpuaskan, energi gerak yang melimpah tersalurkan (merangkak itu capek, lho!).

5. Memperkaya kehidupan emosi
Merangkak memberi kesempatan bayi mengalami lebih banyak tantangan dari lingkungan. Semua itu harus dihadapi oleh bayi dengan segala rasa yang muncul dalam dirinya – takjub, gembira, bersemangat, sedih, cemas bahkan takut. Kesuksesan demi kesuksesan yang berhasil dicapai bayi dalam mengatasi tantangan tersebut akan membangun optimisme bayi.

6. Memperkaya cara-cara untuk menyamankan diri
Bayi mampu membuat dirinya nyaman dengan berbagai cara. Ada yang mengisap jari (oral), memandangi gambar-gambar di dinding (visual), menggosok-gosokkan jari kaki ke mainan (taktil). Dengan merangkak, bayi bisa memperkaya cara menyamankan diri. Misalnya, merangkak ke kolong meja dan berbaring menikmati ketersembunyian dirinya dari orang lain (visual).

7. Memperkaya cara bayi untuk 'mempengaruhi dunia'
Sebelum bisa merangkak, bayi mungkin hanya bisa 'mengulurkan tangan dan menatap penuh harap' untuk menyuruh kita menghampiri dan menggendongnya. Dengan merangkak, bayi bisa menghampiri kita dan lebih 'memaksa' kita menggendongnya segera.

8. Memperkaya kosa kata bayi
Sebelum merangkak, bayi hanya menunggu seseorang menghampiri, menyodorkan sesuatu dan berkata "Ini boneka beruang…," lalu belajar menghubungkan antara sesuatu yang nyata (benda empuk berbulu lembut, berwarna cokelat) dan gagasan tentang benda tersebut (boneka beruang). Dengan merangkak, bayi mendapat kesempatan jauh lebih luas untuk menemukan lebih banyak objek dan mengaitkannya dengan bahasa. Ketika merangkak mencapai kaki tangga, misalnya, kita berseru "Jangan ke tangga!" Bayi belajar menghubungkan bahwa yang ada di dekatnya adalah 'tangga' dan dia 'dilarang' mendekati benda tersebut.

Hm, kalau sebanyak ini keuntungannya, siapa lagi yang berani mengatakan merangkak tidak penting? ^_~

Saya sepakat jika proses merangkak perlu distimulasi tapi dengan adanya informasi mengenai penelitian terbaru tentang merangkak dikhawatirkan membuat ibu2 yang punya anak ternyata tidak mengalami fase merangkak jadi khawatir. Teori atau anggapan merangkak juga pernah dikemukakan oleh seorang "pakar otak kanan" Glenn Doman, yg menyatakan setiap anak harus melewati fase merangkak dlm perkembangannya, kalau tdk melewati fase tsb anak akan mengalami kesulitan dlm perkembangan selanjutnya, sebagaimana yg dikhawatirkan banyak ibu/ortu. 

Tetapi tdk semua ahli bersepakat akan hal ini. Fase merangkak bs saja dikewati tanpa menimbulkan kesulitan perkembangan selanjutnya, anak tetap dpt berkembang normal. 
Yang prinsipil adalah anak harus bisa memindahkan badannya sendiri, entah dgn merayap, beringsut di atas pantat, atau merangkak. Semuanya membutuhkan koordinasi keempat anggota gerak, berarti baik otak kiri maupun otak kanan dipakai. Anak yg tidak.merangkak memang harus dipikirkan.ada kemungkinan kekakuan sendi panggul tetapi hal ini tentu akan terlihat pada gerakan selanjutnya..
Efek negatif yang jarang diketahui oleh orang tua adalah penggunaan babywalker dapat menghambat perkembangan mental anak. Dalam masa tumbuh kembangnya, bayi memiliki keinginan natural untuk berpindah tempat atau mengambil mainan. Umumnya merka melakukannya dengan meregang, berguling atau merangkak. Keberhasilan dalam proses ini akan menimbulkan rasa puas dalam dirinya, untuk kemudian berlanjut ke proses yang lebih maju yaitu berusaha berdiri. Penggunaan babywalker membuat anak kehilangan momen perkembangan ini.
Penggunaan babywalker menyebabkan anak sulit untuk meningkatkan kemampuan menjaga keseimbangan tubuhnya. Ketika ia bergerak menggunakan babywalker, maka ia akan selalu memiliki tumpuan, sedangkan untuk bisa berjalan dengan normal, bayi harus belajar untuk melangkah tanpa bertumpu kepada benda apapun. Hal ini menyebabkan anak jadi sering terjatuh ketika melangkah dengan posisi berdiri. Hal ini akan menimbulkan trauma yang membuat anak takut melangkah, dan akhirnya membuat dia malas berjalan dan menjadi lambat pandai berjalan.
Kuat dugaan saya bahwa kehilangan momen keberhasilan, rasa malas dan takut untuk berjalan inilah yang menyebabkan terhambatnya perkembangan mental anak.
Melatih anak berjalan
Yang perlu diperhatikan orang tua jika ingin melatih perkembangan motorik kaki anak, lebih baik anak dilepas di lantai dan belajar berjalan secara alami dengan kaki telanjang. Jangan lupa juga untuk memastikan lantai dalam keadaan bersih dan tidak licin agar anak tidak mudah terjatuh.
Cara sederhana namun terbukti ampuh seperti memberikan kursi plastik kecil untuk didorong oleh bayi yang sedang belajar berjalan terbukti lebih bermanfaat.
Yang sering kita lupakan adalah bahwa cara alami adalah cara yang terbaik untuk menstimulasi tumbuh kembang anak kita. Lalu buat apa mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi perkembangan anak ??
Menurut penelitian Siegel penggunaan
baby walker memungkinkan pergerakan
dewasa sebelum waktunya terjadi
sangat dini. Prelocomotor bayi, pengalaman baby walker mungkin
dikonseptualisasikan dalam hal
pengayaan awal. Namun, perangkat baby walker mencegah akses
visual untuk anggota badan bergerak
dengan desain. Oleh karena itu,
prelocomotor pengalaman walker dapat
dikonseptualisasikan dalam hal pengabaian awal, mengingatkan yang menciptakan dalam seri klasik dari
hewan percobaan pada peran penting
dari umpan balik visual dalam mengembangkan sistem motorik.
Penelitian ini menganalisis
perkembangan motorik dan mental pada 109 bayi manusia, dengan dan tanpa penggunaan babywalker, antara usia 6 dan 15 bulan. Bayi pengguna
babywalker lebih berpengalaman duduk,
merangkak, dan berjalan lambat tanpa kontrol dengan babywalker, dan mereka mencetak hasil lebih rendah pada
skala perkembangan mental dan
motorik Beyley. Efek signifikan walker
jenis, frekuensi, dan waktu paparan
walker diamati. Mengingat data cedera
bersama dengan data perkembangan,
penulis menyimpulkan bahwa risiko
walker penggunaan lebih besar daripada manfaatnya.
Menurut Chiavillo saat mengamati dua
pasien, yang menggunakan babywalker
selama periode di mana mereka belajar berjalan. Pengaruh pada perkembangan motorik kualitatif dan kuantitatif
digambarkan dalam laporan ini. Sebuah
perkembangan motorik tidak harmonis
dan tertunda, kontraktur dari betis–otot dan motorik pembangunan meniru
diplegia spastik dianggap disebabkan oleh penggunaan awal babywalker.
Seperti diilustrasikan oleh literatur,
babywalker tidak memiliki efek positif
pada peningkatan perkembangan motorik. Kerentanan bayi berkaitan dengan kecelakaan meningkat.
Menurut Kaufman Akuisisi keterampilan
lokomotor bipedal pada bayi manusia
dipelajari electromyographically
berkaitan dengan penghilangan atau perilaku pengayaan yang dihasilkan dari penggunaan sering dan teratur dari penggunaan babywalker. Dalam pengamata sekitar enam set laki-laki,
kembar fraternal. Satu saudara yang dipilih secara acak dari setiap set
menjalani program pelatihan, dimulai
pada usia 300 hari, menghabiskan total
2 jam. per hari dalam walker. Saudara
tidak termasuk dalam kelompok ini
menjadi sasaran tidak ada pelatihan khusus. EMG rekaman diambil dari
semua mata pelajaran pada selang waktu tertentu dalam rangka membangun model pola khas motor
pada berbagai tahap pengembangan keterampilan. Data ini kemudian
dibandingkan dengan data EMG sama
diperoleh dari mata pelajaran walker
terlatih. Penggunaan bayi walker
memodifikasi mekanisme pergerakan
bayi dalam beberapa hal dengan cara
penting. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan babywalker
memungkinkan bayi untuk melakukan
kesalahan mekanisme substansial
kegagalan dalam penggerak bipedal.
Mekanisme babywalker dengan dibantu
dan tanpa dibantu berbeda dalam
pergerakan bipedal.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar