--> Skip to main content

Jangan pilih kasih si kakak dan si adik.

Nizar usianya 4,5 tahun lebih dan adiknya Naura usianya 5 bulan (saat tulisan ini rilis). Keduanya mempunyai jarak yang lumayan jauuh karena memang kita membuat planing jarak 4 tahun untuk anak pertama dan kedua.

Jarak 4 tahun memang lumayan jauh, 4 tahun. Tapi dalam menghadapi keduanya tentu harus mempunyai hal yang seimbang dan tidak boleh pilih kasih. Ga boleh ayah sayang sama si adik dan melupakan si kakak dan juga sebaliknya. Tidak boleh juga pilih kasih karena gender karena Nizar laki-laki dan adiknya perempuan.

Bicara soal kasih sayang antara si kakak dan si adik, ada tulisan yang bagus untuk saya kutip disini.

Jangan pilih kasih si kakak dan si adik.

Sumber tulisan dari Wina Risman di group Parenting with Risman and Family https://www.facebook.com/groups/1657787804476058/permalink/1974780782776757/

Kakak

Tidak bosan-bosannya saya mengingatkan diri saya sendiri, akan 'ketimpangan' saya dalam berbagi perhatian dengan anak pertama.

Banyaknya harapan dan ekspektasi berbanding jauh dengan perhatian dan kasih sayang yang harus diterimanya.

Ini adalah sebagian dari apa yang orang tua harapkan dari si sulung:

Mandiri, Disiplin, Sabar, Berbagi, Tanggung jawab, Turut mengasuh, ngalah.

Yang terlupa adalah, setua apapun ia (sebelum 18th) ia tetap anak. Ia memiliki hak hak nya sebagai anak.

Ketika ibu memerlukan sesuatu, pasti yang dipanggil yang sulung dulu walau ia baru berusia 3 tahun.

Begitu juga jika ada yang berantem atau teriak, mesti si sulung yang disalahkan atau ditanya terlebih dahulu.

Kalau ibu kerepotan, berbagi tugas dengan si kakak dulu, 'kak tolongin ibu ya nak.. tolong ini.. terus itu, makasih ya nak'.

Lupa kita, dia masih anak - anak, walau usianya hanya selisih setahun dari adiknya, besar ekpektasi dan harapan, tidak sesuai dengan jarak usia. Dia tetap perlu bermain, dimenangkan, dituakan, dihormati, dikasih kesempatan, dan bebas dari dimarahin setiap kali ada yang berseteru.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi dan kondisi ini?

1. Jangan mengharuskan.Buang jauh kata 'harus'. Sebagai sulung, ia tak melulu harus menjadi kakak yang melakukan semuanya atau sesuatu. Harus mengalah, harus ini, harus itu. Anak kedua dan seterusnya juga punya keharusan yang kurang lebih sama. Coba sesuaikan porsinya. Jangan berat sebelah. Jangan kata 'harus' menempel pada si kakak saja. Berlaku adil lah. Allahkan menilai kita.

1. Adik turut membantu. Si adik, yang no 2,3,4 dst.walau bisa dibilang kecil atau muda, bukan berarti harus bebas dari tanggungan apapun. Merekapun bisa dilatih membantu atau mengerjakan sesuatu. Misalnya si tengah usianya 3 th, kan bisa kalau sekedar diminta tolong ambil popok adiknya. Bagi rata tugas sesuai usia, sedari dini. Mulai dari sekarang.

3. Hormat
Hormati si kakak. Ajari adik untuk juga menghormatinya. Jangan menegur kesalahannya depan adik. Jangan melulu memenangkan keinginan/kemauan sang adik. Kasih privacy yang lebih, keleluasaan yang lebih. Sesuai dengan tanggung jawab dan usianya. Misalnya, si kakak perlu tidur 30 menit lebih dari adik, biarkanlah. Itu kan yang bisa merasa ia dibedakan juga dalam hak nya. Begitu pula jika ada tontonan yang lebih pantas untuk usianya, tapi tidak pantas untuk adik-adiknya, kasih kesempatan itu sembari mengalihkan adik-adiknya dan mengajak mereka bermain.

Berikan rasa bahwa menjadi kakak dan anak sulung itu SPECIAL. Bukan hanya dari sisi tanggung jawab, tapi juga dari sisi hak nya. Jika si kakak merasa ia juga special, Insha Allah, ia akan menjadi kakak yang lebih baik untuk adik-adiknya.

Bukankah jika kita gembira, kita ingin melakukan banyak hal lebih baik?

Jangan lupa, karena hadir si sulunglah, gelar ayah dan mama kita sandang. Sebelumnya, kita hanya anak.. lalu suami dan istri. Yang pertama memanggil kita: ibu, bunda, mama.. adalah mulut kecilnya!

Peluk ia banyak-banyak. Banyak sekali hutang kita sama sulung kita. Waktu yang terbagi, kesabaran yang terbatas, pendampingan yang tidak maksimal, ekspektasi yang tinggi. Tataplah ia, walau sudah mulai jangkung fisiknya, didalamnya tetap ada buah hati tersayang, yang senantiasa rindukan pelukan mamanya, yang andai ia boleh berharap, ia ingin sehariii saja, kembali menjadi anak satu-satunya!

😊

Salam sayang penuh cinta buat sulung ibu dan bapak dari saya


Intinya, jangan ada pilih kasih antar si kecil dan si sulung. Semuanya sama dan wajib mendapatkan perhatian dan cinta yang sama dari kita orang tuanya.

Semoga berguna untuk menambah wawasan kita sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak kita.

Anakayah.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar